Menurut press release dari FIBA, karena turnamen 3 on 3 dalam olahraga basket menggunakan ruang yang ekonomis, maka 3-on-3 sangat cocok untuk lingkungan perkotaan. 3-on-3 memang secara luas dianggap sebagai olahraga nomor satu masyarakat perkotaan, serta cukup mudah untuk dimainkan di mana saja dan oleh siapa saja.
Presiden FIBA Horacio Muratore mengatakan: “Intensitas dan tingkat keterampilan permainan 3-on-3 telah muncul sejak YOG pertama di tahun 2010. Ini adalah tujuan utama kami di tahun 2007," menanggapi soal turnamen bakset 3 on 3 yang masuk Olimpiade.
“Keputusan IOC ini memberikan dorongan besar bagi FIBA untuk terus mempromosikan kedisiplinan penduduk perkotaan. Keputusan ini sangat sesuai dengan konsep cluster perkotaan yang diusulkan pada Olimpiade 2020 di Tokyo. Dan yang penting bagi kami adalah dengan masuknya turnamen 3 on 3 di turnamen Olimpiade maka akan memberikan kesempatan baru bagi anggota kami untuk meraih medali. Tidak hanya itu, para pemain basket jalanan juga mendapat kesempatan yang sama untuk meraih impian mereka mendapatkan medali Olimpiade. Kami sangat berterima kasih kepada IOC atas keputusan hari ini.”
[>> lihat : Berita Basket NBA Terkini<< ]
Menyusul dimasukkannya turnamen basket 3 on 3 ke cabang Olimpiade 2020 di Tokyo, mengenai format kompetisi, sistem kualifikasi dan lokasi venue 3-on-3 baru akan diumumkan pada tahap berikutnya.
Turnamen basket 3-on-3 sendiri dapat dilakukan di dalam ruangan seperti pusat perbelanjaan atau mall, luar ruangan, atau lapangan basket pada umumnya. Tujuan 3-on-3 masuk olimpiade 2020 adalah membawa bola basket langsung kepada orang-orang dalam suasana festival perkotaan.

Comments
Post a Comment